Minggu, 25 Januari 2009

6 LANGKAH MENGGAPAI PROSPEK

Mau sukses di bisnis MLM? Satu-satunya cara adalah membangun jaringan yang besar. Sebab dengan membangun jaringan akan terbentuk omset jaringan. Kian besar jaringan, kian besar pula penghasilannya.

Hanya saja perlu kerja keras, kesabaran, ketekunan dan kegigihan yang luar biasa dalam membesarkan jaringan. MLM bukan tempat yang cocok bagi mereka yang ingin cepat kaya tanpa kerja keras dan kerja cerdas. Minimal berdasarkan pengalaman empiris para leader yang berhasil, mereka mencapai sukses perlu waktu satu sampai tiga tahun.
Anda boleh saja bilang itu terlalu lama. Tapi ingat dengan bekerja keras dalam waktu satu sampai tiga tahun, penghasilan yang Anda terima akan menyamai penghasilan mereka yang sudah bekerja sampai 20 tahun di bisnis konvensional. Bisa saja setelah itu Anda memutuskan pensiun muda karena telah mencapai taraf kebebasan finansial. Selagi memutuskan pensiun, penghasilan Anda terus mengalir karena Anda telah punya ‘mesin uang’ yang bekerja untuk Anda.

Namun sekali lagi diperlukan kerja keras, kesabaran, ketekunan dan kegigihan yang luar biasa untuk mencapai impian hidup Anda. Nah untuk mengembangkan jaringan sebaiknya Anda mendengarkan perkataan Peter Pearson, Ph.D, seorang motivator yang telah 20 tahun berkecimpung di industri MLM. Ia menyarankan agar para praktisi bisnis MLM melakukan pendekatan terhadap prospek. Ada enam langkah yang disarankannya.

Langkah Pertama:
Pendekatan. Di sini, saran Peter, perlu sikap antusias dan keterbukaan yang benar-benar asli. “Juga dibuat-buat. Pendekatan mencerminkan kepribadian Anda. Jika Anda merasa belum punya cara yang tepat, Anda harus mempersenjatai diri dengan menambah pengetahuan, mengikuti pelatihan dan melakukan simulasi-simulasi,” jelas Peter.

Langkah Kedua:
Mengkualifikasikan prospek. Caranya dengan menanyakan cita-cita dan tujuan hidup mereka. Kalau jawabannya adalah saya tidak ingin menjadi miskin, saya tidak ingin terus-menerus bekerja sepanjang hidup, saya tidak ingin punya pekerjaan yang saya sukai, saya ingin memberikan sesuatu yang berharga untuk orang yang saya cintai, maka Anda telah menemukan calon prospek yang berkualitas.
Kemungkinan lain, kata Peter, Anda akan menemui orang yang menjawab bahwa saya ingin kaya, terpenuhi segala keinginan dan sukses. Peter menyarankan untuk mencermati orang yang bertipe menjawab seperti ini. Mereka bukanlah orang yang punya cita-cita, tetapi sekedar mempunyai “daftar harapan”.

Mereka yang mengorganisir hidupnya melalui ‘daftar harapan’ cenderung punya kesulitan dalam mengejar cita-cita dan tujuan hidupnya. Hidup mereka secara emosional hanya dibatasi oleh angan-angan belaka. Mereka selalu ingin berada di zona kenyamanan dan tidak mau mengambil resiko dalam membangun keinginannya.

Orang yang hanya mempunyai ‘daftar harapan’ nantinya akan menimbulkan ‘pekerjaan rumah’ bagi Anda, sebab mereka tidak bisa melakukan tindakan menuju sukses. Contoh konkretnya mereka akan sulit membuat daftar prospek, membuat jadwal pertemuan, atau menghadiri seminar dan pertemuan bisnis.
“Mereka cenderung tidak menghadiri pertemuan tanpa alasan signifikan dan keperluan yang lebih penting dan mendesak. Mereka seringkali hanya memohon maaf karena tidak bisa menghadiri pertemuan team di jaringan Anda,” kata Peter.

Orang dengan ‘daftar harapan’ akan menyita waktu dan tenaga Anda, karena Anda harus rajin-rajin memotivasi mereka. “Namun orang yang mempunyai ‘daftar harapan’ jauh lebih baik daripada mereka yang hanya memiliki respon negatif terhadap bisnis MLM,” ujar Peter.
Konsisten Berlatih

Langkah Ketiga:
Menunjukkan nilai. Tunjukkan bahwa produk perusahaan MLM Anda sanggup memecahkan masalah yang dihadapi prospek. Tunjukkanlah bahwa harga yang mereka bayar untuk produk yang mereka beli sangat sesuai dengan manfaat yang akan mereka peroleh dan saat inilah yang paling tepat bagi mereka untuk memiliki produk yang Anda tawarkan.

Langkah Keempat:
Mengatasi komplain yang muncul. Peter menyatakan ini adalah bagian alamiah dari sebuah proses transaksi jual-beli. Jika tidak ada komplain, maka jarang ada pemesanan barang lagi. Peter menyarankan untuk mengenali masing-masing komplain. “Kuncinya adalah kemampuan Anda untuk merespons semua komplain yang datang dengan cara yang ramah, memiliki kesabaran dan penuh percaya diri,” tukas peter.

Langkah Kelima:
Menanyakan order. Ini merupakan teknik yang harus benar-benar dikuasai oleh setiap salespeople. Umumnya pelatihan program penjualan mengajarkan pada Anda untuk segera melakukan closing penjualan. Tetapi Peter menyarankan untuk melakukan hal ini secara alamiah dan wajar pada saat melakukan presentasi, artinya proses penjualan tidak dilakukan dengan memaksa dan terlalu melebihkam khasiat produk yang Anda tawarkan.

Langkah Keenam:
Melakukan follow up. Jika prospek tidak merespon secara jelas apa yang Anda presentasikan, ada dua pertanyaan yang muncul, apakah Anda harus melakukan follow up atau sekedar menunggu respons mereka selamjutnya? Peter menyarankan sebaiknya Anda memilih aktif melakukan follow up, sampai Anda mendapatkan respons yang jelas dari prospek.

Memamg kata Peter sangat sedikit orang yang mampu menjalani semua tahapan ini. Namun melalui latihan yang berkesinambungan, Anda pasti dapat melakukannya, sebab skill ini dibutuhkan untuk menumbuhkembangkan bisnis MLM Anda. “Yang paling penting dilatih adalah kemampuan emosional yang matang untuk menyelesaikan setiap tahap ini dengan rasa percaya diri yang kuat”.
Mengajak orang lain untuk bergabung di bisnis MLM merupakan syarat mutlak untuk mengembangkan bisnis MLM Anda.

Barangkali Anda mau meniru semangat Lisa M. Wilber, distributor Avon di Amerika Serikat. Wanita ini berhasil membukukan penjualan 7,5 juta dolar AS perbulan, seperti tertulis dalam situs mlm women. Lisa telah menggeluti bisnis MLM sejak tahun 1981. apa yang dilakukan Lisa?

Lisa mengubah kendaraannya menjadi sebuah papan buletin berjalan. Ia membuat poster yang menarik di jendela mobilnya. Setiap bulan ia selalu berupaya mengganti temanya. Ia menggunakan tanda berwarna, papan poster, cat mengkilap yang menarik perhatian. Lisa juga seringkali melakukan meletakkan informasi tentang perusahaan di kaca mobil orang lain yang sedang diparkir. Tercantumnya nama perusahaan, gambar tau produk, nomor telepon akan membangkitkan rasa keingintahuan masyarakat terhadap produk dan perusahaan MLM Anda.

Lisa juga mencantumkan nama perusahaannya pada bajunya. Dengan demikian ia membuat perusahaannya dikenal oleh lebih banyak orang. Lisa mempunyai jaket merah yang mencantum seluruh pin penghargaan. Jaket merah itu senantiasa digunakannya. Kalau Anda tidak seberani Lisa dalam melakukan hal itu, Anda bisa menggunakan pin atau merchandise yang disediakan perusahaan seperti topi dan tas yang bertuliskan nama perusahaan.

Selain itu Lisa selalu mengisi kantongnya dengan karu nama bisnis untuk diberikan kepada lawan bicaranya dan meminta kartu nama dari orang yang diajaknya berbicara. Dengan demikian ia selalu mempunyai daftar nama prospek baru yang akan di follow up.

Ketika ia belanja ke mal, tempat pertama yang dikunjunginya adalah toilet wanita. Di situ ia meninggalkan katalog yang berisi informasi tentang perusahaan, produk dan nomor telponnya. Demi menghemat biaya ia juga menggunakan katalog bekas yang juga dilengkapinya dengan tulisan : Hubungi saya, harga dan produk tersedia. Dengan cara ini orang dapat mengenal namanya alamat, nomor telepon serta perhatian terhadap produk.

Antusiasme Lisa juga dilakukan saat ia mau makan di restoran. Lisa punya kartu nama bisnis istimewa yang bertuliskan “Service Anda istimewa. Jika Anda mencari pekerjaan, Lisa Wilber, Avon Recruiting Specialist”.

Sumber : SUCCESS, Nomor 8/September 2007

6 LANGKAH KECIL

Peter Pearson PH.D. ‘Ahli Network Marketing’ akan berbagi tentang bagaimana mengubah tujuan jangka panjang ke segmen yang lebih kecil. Artinya, agar bisa fokus mengimprovisasikan langkah-langkah kecil yang membimbing menuju prestasi terbaik.

Menurut Peter, itu merupakan tindakan network marketer sejati ketika memprospek. Walaupun ada beberapa kesamaan logis dalam mendekati prospek, namun jika Anda memperhatikan dan melatih ke-6 langkah berikut, maka prestasi terbaik yang akan diperoleh:

1. Pendekatan
Inilah dimana segalanya bermuara, dan bagi mayoritas network marketer, menjadi langkah awal yang mantap. Dan selalu, suka atau tidak, itu merupakan suatu tantangan psikologis. Anda butuh sikap antusias dan keterbukaan yang asli. Sebagian besar pria lajang menginginkan kesempurnaan, lebih cocok memujudkan tindakan tersebut. Kenapa? Karena mereka selalu mengira bahwa itulah suatu garis yang membuat mereka merasa puas. Bersiap sedialah dengan kesempatan emas saat berkomunikasi dengan prospek.
Tentunya, setiap perusahaan MLM menyajikan tips-tips bagaimana distributor menyampaikan suatu dialog kepada prospek. Dan bagian terpenting dari pendekatan itu adalah sikap Anda sendiri. Jika tidak memiliki cara jitu mendekati prospek dan kurang percaya diri, sepertinya Anda hanya bertarung memakai pedang kayu.

2. Penempatan Yang Sesuai
Apakah prospek temuan Anda berkualitas untuk menjadi distributor? Beberapa sikap distributor perlu diperhatikan, untuk mengenali apakah mereka memiliki syarat berpotensi menjadi distributor, atau sebaliknya, akan menjadi bumerang di jaringan.
Mengkualifikasi prospek apakah ia cocok atau tidak, maka menanyakan tentang cita-cita dan tujan hidup mereka amatlah penting. Perhatikan prospek yang merespon dengan jawaban negatif. Alihkan pembicaraan jika mereka masih bingung mengenai cita-cita dan tujuan hidup. Respon ‘negatif’ yaitu seperti, “Aku tak ingin menjadi miskin, aku tak ingin terus-menerus berjuang mati-matian sepanjang hidup, aku tak ingin mempunyai pekerjaan yang aku benci. Jika mendapat respon seperti, “Aku ingin menjadi kaya, bahagia, terpenuhi segala keinginan, dan sukses, “ketahuilah, itu bukan cita-cita, melainkan daftar harapan-harapan saja. Prospek seperti tersebut hanya terlalu bersemangat pada awalnya.

Prospek yang mengatur kehidupan melalui respon negatif dan daftar harapan, akan kesulitan mengejar cita-cita dan tujuan. Kehidupan mereka secara emosional dibatasi angan-angan, melindungi diri dengan cara tidak mengambil resiko menciptakan cita-cita. Meski masalah ini bisa dipecahkan, mustahil dilakukan oleh sponsor, melainkan oleh prospek itu sendiri.
Mereka yang hanya memiliki daftar harapan, tak akan bertindak meraih sukses. Hasilnya, mereka bisa membuat jadwal pertemuan-pertemuan yang tak beraturan, atau mendekati prospek yang tidak mereka kenal. Kemudian, hanya akan memohon maaf karena tak mampu menjadi bagian dari tim, sehingga menyita waktu dan tenaga Anda. Seringkali mereka bertindak pasif, mengambil mereka sebagai jaringan downline menjadi penyebab runtuhnya ‘kerajaan bisnis’ Anda.

3. Mempertunjukkan Nilai
Apakah produk Anda sesuai kebutuhan prospek, baik dari segi harga, waktu, bahkan masalah yang sedang dialami? Pertanyaan ini salah satu cara mendeteksi pasar, memahami produk lalu mengikatnya pada pasar. Tunjukkan betapa produk Anda merupakan solusi terhadap masalah yang mungkkin dialami prospek. Selanjutnya mintalah bantuan seorang upline menyelesaikan transaksi jual beli.

4. Mengatasi Komplain
Ini bagian alamiah dari proses transaksi jual-beli. Jika tak ada komplain, maka tak akan ada pemesanan barang. Siapa pun, tentu perlu menyeleksi jual beli. Namun, sepertinya mustahil terdapat 10 jenis komplain pada produk Anda, pasti kurang dari jumlah tersebut. Ketahuilah ragam komplain dan raih respon positif dari setiap komplain. Mampukah Anda merespon komplain dengan ramah, percaya diri dan secara spontanitas?

5. Menanyakan Order
Ini merupakan teknik yang mutlak dikuasai. Mayoritas trainer program penjualan mengajarkan, Anda harus mengkualifikasi dan sanggup ‘menutup’ penjualan kapanpun. Lakukan secara alamiah khususnya saat presentasi.
Bagi pemula di bisnis MLM, menawarkan produk sama seperti menanyakan, ‘apakah Anda menyukai saya?’ demi menghindari respon negatif, mereka lalu cenderung tidak bertanya dan hanya berharap waktu yang tepat tiba.

6. Follow-up
Jika respon prospek tidak jelas, apakah Anda akan memfollow-up atau sekedar menunggu jawaban? Follow-up berarti melontarkan pertanyaan, langkah ini terselesaikan beriringan dengan sifat antusias.

Ke-6 langkah diatas merupakan skill yang mesti dimiliki untuk menumbuh-kembangkan bisnis. Apa yang perlu dilatih berikutnya? Yaitu kemampuan emosional menyelesaikan setiap tahap dengan percaya diri.

Sumber : LEADER, Edisi 6/20 Agustus-20 September 2007

Sabtu, 24 Januari 2009

UPLINE TAHAN BANTING

Menjadi seorang Upline yang tangguh, Handal dan berprestasi di MLM perlu menjalani beberapa tips-tips tertentu. Tips yang bisa menunjang diri untuk terus berkembang dan selalu antusias dalam menjalani bisnis, sehingga diharapkan setiap jaringan maju pantang muindur dan tidak cepat patah arang. Rintangan dan tantangan sebagai seorang upline cukup banyak dan tidak cukup sukar untuk dilalui, maka ketabahan dan kelapangan hati menerima segala tantangan yang ada adalah hal utama menuju kesuksesan.

1. Menjadi Konsumen Setia
Distributor MLM tak hanya wajib menjual, tapi juga harus menggunakan produk dar MLM yang dijalani, sehingga khasiat dan kegunaan dari produk tersebut benar-benar dirasakan sendiri. Hal itu perlu karena Anda bisa dengan nyaman menjalani bisnis MLM, dan yang terpenting saat menawarkan kepada konsumen atau prospek, bisa dengan mudah dan percaya diri menjelaskannya secara efektif, bayangkan, betapa malunya jika calon prospek bertanya, “Bagaimana dengan Anda, apakah juga menggunakan produk yang Anda tawarkan ini?” dan jawaban Anda “Belum”. Yakin sekali, mereka tak akan tertarik, karena Anda tidak mempresentasikan diri dengan baik.
2. Terus Belajar
Leader MLM yang sukses menuai passive income karena banyak belajar. Banyak cara dilakukan, salah satu yang mudah adalah dengan sering membaca buku-buku terkait pengembangan bisnis MLM. Misalnya membaca buku-buku karangan Robert T. Kiyosaki (Cashflow Quadrant, Rich Dad Poor Dad, Business School, Retire Yaung Retire Rich), serta masih banyak lagi.
3. Menyertakan Contoh
Jika Anda baru pertamakali atau belum lama menekuni sebuah bisnis MLM, maka teknik dengan menyertakan contoh upline yang sudah sukses merupakan suatu langkah yang harus diambil. Di sini, Anda menawarkan sebuah peluang bisnis MLM dengan cara memberikan contoh kepada calon prospek. Selain itu juga dengan memperkenalkan siapa saja upline atau leader di jaringan yang sudah sukses dan siap sedia membantu, memotivasi calon downline, serta memberikan penjelasan dan berbagi pengetahuan. Karena lumrah terjadi, kebanyakan calon prospek yang dipresentasikan selalu bertanya siapa saja yang sukses, berapa lama waktu yang ditempuhnya, bagaimana caranya, dan sebagainya. Jika Anda baru memulai, sudah pasti bukti belum begitu mendukung, maka jalan satu-satunya adalah menyertakan upline, mengajak prospek ke acara presentasi dan acara motivasi pengembangan bisnis.
4. Bergotong-Royong
Di bisnis MLM, mustahil meraih kesuksesan dengan jalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena sesuai namanya, multi level marketing erat kaitannya dengan bisnis secara kekeluargaan, sepaham dan sevisi. Jadi yang mesti dipelihara setiap anggota jaringan adalah berusaha membentuk teamwork yang solid dan mempunyai jadwal terencana.
Tak ketinggalan, menjalin komunikasi yang baik dengan upline, leader, dan dowline secara terus menerus. Hal ini penting sekali karena bisnis MLM bermain dengan waktu, informasi, serta kecepatan. Tanpa adanya komunikasi yang terorganisir, Anda akan terlambat memonitor informasi terbaru, terlambat bergerak dan terlambat untuk melakukan percepatan bisnis. Lalu apa akibatnya jika menjalankan bisnis MLM tanpa gotong-royong? Pasti Anda akan kembali ke selera asal, jiwa entrepreneurship kembali padam dan kembali seperti semula.
5. Efektitas Media Penunjang
Dalam menjalankan bisnis MLM, siapapun disarankan untuk kreatif dan penuh inovasi. Yaitu memaksimalkan media penunjang dari perusahaan berupa brosur produk, kesaksian, brosur marketing plan atau kaset-kaset. Kemudian bagikan ke relasi, teman, serta siapa saja yang tertarik dengan peluang bisnis Anda dengan cara meminjamkan agar dipelajari. Jika jarak Anda jauh dengan mereka, lewat sarana email mungkin bisa menjawab semua itu. Sudah banyak penyedia layanan email yang bisa digunakan, bisnis Anda pun seolah tak memiliki batasan jarak.
Lalu Anda pun bisa melakukan inovasi dan kreatif sendiri, yang terpenting adalah bagaimana agar bisnis yang ditawarkan terkesan menarik dan mempunyai prospek masa depan yang bagus. Acara presentasi, seminar-seminar, acara sharing, merupakan hal vital di bisnis MLM. Acara presentasi bisa diadakan bersama rekan-rekan satu tim. Dengan begitu Anda dan jaringan semakin mempunyai peluang besar untuk penetrasi jaringan.
6. Visi ke Depan
Ingat dan selalu dicamkan bahwa tidak ada kata gagal, yang ada hanya kesuksesan yang tertunda. Selalu melihat orang lain yang sukses di MLM, dan selalu tanamkan di dalam hati pertanyaan, “Kalau mereka bisa Kenapa saya tidak?” Dengar dan tampung segala cita-cita downline, sesuaikan dengan impian Anda, satukan dalam langkah dan bergerak maju seperti leader-leader MLM lainnya. Jangan melihat ke belakang, lupakan masa sulit, terus maju dan selalu menyenangi setiap langkah yang ditempuh bersama jaringan. Di bisnis apapun, akan berhasil.
Jika senantiasa disertakan perasaan “senang” ketika menawarkan ke orang lain. Semua kendala yang Anda hadapi adalah sebuah proses dari keberhasilan yang akan diraih. Jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya mereka bukan menolak dengan apa yang Anda tawarkan, mereka hanya belum membuka diri penuh untuk Anda. Maka dari itu, buka impian mereka, coba samakan visi dan persepsi, baru kemudian jelaskjan bisnis MLM Anda.
7. Duplikasi
Di bisnis MLM, langkah terakhir ini sangat penting untuk percepatan jaringan bisnis. Tanpa adanya semangat dupliksi jaringan, bisnis MLM akan berjalan lambat, jadi bagaimana agar bisnis MLM mengalami percepatan yang baik? Lakukan langkah demi langkah diatas dengan benar, dan pahami karakter downline. Anda harus pintar memadukan karakter Anda dan jaringan layaknya seorang koki membuat masakan. Jika terdapat member yang hanya senang menjadi konsumen, perlakukan sebaik-baiknya. Jika downline Anda bisa menyelesaikan langkah menjadi konsumen setia, terus belajar, menyertakan contoh, sudah sepantasnya Anda memahami dan bisa membantu mereka untuk mencoba bergotong-royong dan seterusnya.

Sumber: LEADER Edisi 6/20 Agustus-20 September 2007

Minggu, 18 Januari 2009

Tujuh Petunjuk Memilih MLM

Di sekitar Anda bisnis MLM telah menjamur. Sekakipun memiliki banyak kesaktian, kesuksesan seseorang di bisnis ini tetap ditentukan oleh langkah pertama, yakni ketika memilih MLM.

Banyak orang terjun ke bisnis MLM tanpa tahu persis apa yang harus dilakukannya. Tak sedikit dari mereka masuk ke MLM hanya karena tidak merasa enak untuk menolak ajakan teman, kenalan, atau kerabat. Ada juga yang sekedar coba-coba atau untung-untungan belaka. Ada juga yang serius menekuni bisnis MLM, tapi gagal. Bahkan, ada pula yang cukup lama menekuninya, namun posisinya begitu-begitu saja.

Bila Anda tertarik untuk menekuni bisnis jaringan, ada tujuh petunjuk sebagai strategi memilih MLM . Petunjuk ini meliputi, pertama, soal background pemilik dan pendiri perusahaan. Kedua, soal sistem administrasi dan pengelolanya. Ketiga, soal kualitas dan harga produk. Keempat, menyangkt marketing plan dan sistem kompensasinya. Kelima, soal program pembinaan distributor. Keenam, soal support system. Ketujuh, menyangkut visi dan filosofi perusahaan.

Track Record
Hal pertama yang harus diketahui adalah siapa pemilik perusahaan. Ketahui juga siapa pendirinya, bagaimana track record mereka, pernahkah mengelola bisnis MLM, berapa banyak orang yang pernah ditanganinya, dan apakah dia sukses di bisnis tersebut. Pilihlah perusahaan yang dipimpin oleh presiden perusahaan atau yang punya pengalaman dan keahlian menjalankan perusahaan besar.

Faktor yang tak kalah penting adalah meneliti financial history perusahaan. Mengetahui hal ini, Anda juga bisa meraba-raba apakah perusahaan tersebut di dukung oleh modal yang kuat. Periksa juga apakah mereka merupakan MLM yang taat membayar pajak. Bergabung dengan perusahaan MLM yang sudah go public lebih mengentungkan, karena mereka selalu berada dalam kerangka pengawasan dan pertanggungjawaban kepada publik.

Tim Manajemen
Apakah perusahaan dikelola oleh tim yang bagus? Ini pertanyaan penting yang perlu anda cari jawabannya. Pilihlah perusahaan dengan tim manajemen yang profesional dan benar-benar ahli dalam hal network marketing. Pilihlah perusahaan MLM yang sistem administrsainya telah dikomputerisasai dengan baik. Pastikan juga MLM itu memiliki sistem pemesanan dan pengiriman barang yang efisien. Pilihlah perusahaan yang dilengkapi dengan teknologi mutakhir, sehingga Anda bisa menjalankan kemitraan dengan efektif dan efisien.

Soal komisi, pastikan Anda tahu kapan itu dibayarkan. Cari tahu secara pasti bagaimana sistem pembayaran komisi atau bonus-bonus, apakah dibayarkan langsung dalam bentuk cash atau berupa vocher pembelian produk kepada perusahaan. Pilihlah bentuk-bentuk bonus yang nenurut Anda paling menguntungkan.

Mutu Produk
Produk menjadi salah satu andalan perusahaan MLM. Perhatikan perusahaan MLM yang legal harus menyediakan produk atau servis yang bisa dijual secara eceran dan memang diecerkan. Untuk meneliti ini, jangan gunakan sudut pandang distributor, gunakan sudut pandang konsumen, apakah mereka mau membel produk itu. Perhatikan betul apakah produknya begitu menarik dan berharga, sehingga tanpa ada business opportunity pun Anda berminat membelinya.

Pastikan, produk MLM yang Anda pilih itu eksklusif, tidak tersaingi, dan lahir setelah melalui bukti-bukti riset yang reliable dan diakui keabsahannya oleh lembaga resmi seperti FDA. Pikirkan adanya perusahaan MLM saingan yang menjual produk yang sama. Carilah produk yang memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri dana di-back up penelitian yang sahih.

Pertanyaan pula, apakah produknya cepat habis dipakai, gampang dipesan ulang oleh pelanggan, harga bersaing, jenis tidak sedikit, siapa segmen konsumennya, bagaimana pengembangan risetnya, dan apakah ada jaminan kepuasan kepada konsumen.

Harga Produk
Hal lain mengenai produk adalah harga yang ditetapkan. Hati-hati dengan produk yang dijual dengan harga ‘inflasi’ alias overpriced. Para pemula biasanya sangat gampang tergiur oleh besaran selisih antara harga distributor dengan harga konsumen. Pertanyakan bagaimana penetapan harga tersebut. Jangan terkecoh dengan berbagai kamuflase produk piramid yang sulit dideteksi oleh para pemula. Kadang sistem piramid menawarkan star-upline kit yang murah sekali, tapi pada tengah-tengahnya memaksa Anda membayar produk-produk mereka, bayar biaya training, atau alat-alat demonstrasi lainnya dengan harga sangat mahal.

Pastikan tidak ada biaya tambahan kecuali biaya peralatan pengenalan produk dengan harga yang telah ditetapkan waktu mendaftar. Peralatan demo produk pun harus dijual kepada Anda dengan harga aktual yang berlaku.

Hindari MLM yang tidak mempunyai buy back policy. Ini penting sekali, mengingat resiko kerusakan atau ketidaklengkapan produk bisa saja terjadi saat proses pengiriman.

Marketing Plan
Marketing plan adalah bagian paling menarik dan khas, sekaligus paling rumit dari bisnis MLM. Bahkan, ketika menyimak presentasi sponsor yang Anda pikir begitu jelas, sesungguhnya Anda masih membutuhkan penjelasan lebih jauh.

Jadi, pertama harus Anda perhatikan cara MLM mempromosikan business opportunity dan compensation plan-nya. Periksa betul, realistiskah proyeksi-proyeksi pendapatan yang ditawarkan oleh orang yang mensponsori Anda. Jangan pernah percaya bahwa suatu marketing plan bisa memberikan kekayaan secepat kilat tanpa melakukan aktifitas apa pun. Di situ Anda bisa masuk perangkap sistem piramid atau money game. Kalau MLM hanya mempromosikan kesempatan bisnis, alias produknya adalah kesempatan bisnis itu sendiri, maka kecenderungannya adalah piramid.

Hindari MLM yang memberi komisi untuk recruitment anggota baru. MLM legal mendasarkan sistem kompensasinya pada penjualan produk, bukan recruitment anggota. MLM yang baik biasanya menyediakan marketing plan yang memungkinkan sebanyak mungkin oartisipannya mencapai posisi puncak.

Berikutnya, antisipasi juga perubahan-perubahan marketing plan di tengah jalan. Prakteknya, sering dijumpai adanya perubahan-perubahan prinsip, sehingga tidak lagi sesuai seperti saat didaftarkan di badan pemerintahan atau asosiasi. Memilih marketing plan yang sudah lolos dari seleksi pihak berwenang relatif lebih aman.

Pembinaan Distributor
Sebelun bergabung, bertanyalah sebanyak-banyaknya, kepada calon upline. Selidiki apakah dia mau menyediakan waktu yang cukup untuk Anda. Selidiki apakah dia cukup berpengalaman dan berpengetahuan luas mengenai bisnis ini. Dan tentu saja, pastikan kalau dia bersedia membantu Anda. Selidiki, apa saja program-program pelatihan yang diberikan perusahaan tersebut. MLM yang baik pasti menyelenggarakan program-program pelatihan secara terus-menerus melalui support sytem. Pastikan Anda memiliki kesempatan mengikuti konvensi-konvensi atau seminar-seminar nasional mereka. Carilah perusahaan MLM yang bisa menunjukkan contoh-contoh kesuksesan distributornya, dan bagaimana mereka meraih keberhasilan itu.

Filosofi Perusahaan
Pastikan Anda merasa cocok betul dengan filosofi MLM tersebut. Ada perusahaan-perusahaan MLM yang memiliki visi dan filosofi bisnis sangat bagus. Mereka sungguh-sungguh ingin mensejahterakan member dan menjalin kemitraan selama mungkin. Ada pula yang mengutamakan filosofi menolong sesama dan memberikan pelayanan terbaik bagi siapa pun.

Apa motif perusahaan MLM itu dibangun, harus Anda pahami betul. Pastikan apakah perusahaan itu memilki visi untuk terus membesarkan diri bersama-sama para member. Jangan memilih MLM yang tidak memiliki visi jelas atau sekedar mencari keuntungan sesaat. Dalam sejarah MLM, banyak sekali perusahaan berguguran karena tidak memilki tujuan pasti, kecuali meraup keuntungan di atas kesengsaraan orang.
Sumber: LEADER Edisi 7/20 September-20 Oktober 2007

Kiat Sukses Distributor MLM, Miliki Impian dan Tujuan Jelas

Investor biasanya membutuhkan waktu lama agar menjadi cukup canggih untuk menyadari betapa sederhananya investasi (Peter di Teresa).
Segala sesuatu dimulai dari sebuah impian. Impian mendorong Anda bertindak mencapai tujuan. Itu sangat jelas dan Anda hanya tinggal mengejar.

Bagaimana pesawat terbang ditemukan? Mulai dengan sebuah impian. Bola lampu ditemukan karena sebuah impian. Kehidupan akan hampa tanpa sebuah tujuan berarti. Anda belajar mati-matian karena mengharapkan nilai bagus agar mendapatkan pekerjaan yang menjamin terwujudnya impian Anda.

Tidak ada perwujudan, tidak ada tindakan tanpa sebuah impian. Impian harus kuat karena di luar Anda, banyak pencuri impian yang siap menggerogoti, yaitu sahabat, keluarga, pacar dan siapapun yang tidak mempercayai tujuan Anda. Demikian disampaikan Van Nistains dalam bukunya berjudul Multi Level Marketing Plus. Dia juga mengatakan pencuri impian sesungguhnya adalah orang yang paling baik di dunia. Namun, mereka tidak ingin melihat Anda gagal. Mereka akan mengangkat topi ketika tujuan Anda tercapai. Lakukan dan kejar impian Anda. Dia menunggu untuk Anda dapatkan.

Rencana baik memudahkan Anda bertindak. Anda lebih leluasa memilih yang harus didahulukan. Ketika membuat sebuah daftar, Anda melakukannya dengan lebih terarah dan bisa membuat rencana mulai dari bulan pertama bergabung. Anda mengetahui apa yang harus dilakukan, apa yang ingin diperoleh, dan siapa yang ingin ditemui. Kemudian, apa rencana Anda 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun berikutnya? Maksimalkan rencana kecil Anda untuk sebuah rencana besar.

Coba Anda keluar rumah dan bertanya kepada seorang tukang sampah. “Pak, Anda ingin kaya?” Tukang sampah itu ingin kaya. Namun, dia hanya ingin kaya tetapi tidak bertindak. Orang-orang sukses selalu bertindak dan tidak membiarkan diri terkungkung kemalasan. Kita semua menginginkan kekayaan dan kebebasan. Namun apakah kita semua bertindak ke arah sana?

Van Nistains menemukan seorang pemasar MLM dengan antusias berucap, “Saya pasti sukses.” Kenyataannya, kata Nistains, dia tidak bertindak. Nol besar adalah hasil yang dia peroleh. Nistains pun menemukan distributor paling malas bertindak walaupun dia tahu kekuatan dan potensi usahanya. Sebagian besar dari kita adalah orang-orang yang senang menikmati zona kenyamanan.

Berani Gagal
Dokter kandungan menarik Anda dari kandungan ibu dan mengguncang dengan memegang dua kaki Anda. Anda menangis dengan girang karena telah terahir ke dunia. Sang ibu yang melahirkan Anda menangis bahagia, sedangkan ayah tersenyum sambil memeluk ibu dan bersyukur karena Anda telah lahir dengan selamat. Dokter kemudian menepuk pantat Anda dan perawat memandikan Anda dengan air hangat, mereka kemudian memberi Anda pakaian dan memakaikan popok.
Saat berusia sekitar enam bulan, Anda mulai belajar merangkak dan pada usia sepuluh bulan, Anda mulai belajar berjalan. Kali pertama belajar, Anda mencoba berdiri, tetapi jatuh. Anda mencoba lagi dan masih jatuh. Anda berusaha sekali lagi. Saat ini Anda mulai bisa melangkah, tetapi lagi-lagi terjatuh. Anda tidak berhenti dan terus mencoba karena tertantang.

Lalu mengapa ketika bayi, Anda berani jatuh dan bangkit kembali, sedangkan saat dewasa tidak? Mengapa waktu kecil Anda berani bermimpi dan setelah dewasa, impian hilang? Kita semua pernah menjadi anak kecil dan semua orang pernah gagal. Berani dan mampukah Anda menggali semangat bangkit dari kegagalan? Jawabannya : ya, Anda pasti mampu.

Banyak pemasar MLM mundur di tengah jalan dan menganggap diri mereka pecundang, bahkan beberapa di antaranya MLM (Masuk Langsung Mati). Mereka berfikir penolakan adalah neraka bagi jiwa sehat.

Dua orang politikus busuk dipenjara atas kejahatan korupsi bernilai miliaran rupiah. Keduanya berada di kamar yang sama di sebuah pulau kecil di Samudra Hindia. Pada malam hari yang terang. Kedua sahabat ,melihat ke luar jendela yang kebetulan dibatasi terali besi. Satu orang melihat cahaya terang bulan karena memamg demikian, sedangkan yang lainnya melihat jendela yang dibatasi terali besi. Antara kedua politikus busuk, mana yang menurut Anda berfikir positif?

Kehidupan terdiri atas dua unsur yaitu yin dan yang, positif dan negatif, kegagalan dan kesuksesan. Tergantung sudut pandang kita mau melihat dari sudut mana, positif atau negatif. Kegagalan selalu dekat dengan manusia. Masalahnya, apakah kita bersikap positif terhadap kegagalan?
Orang yang bersikap positif lebih menikmati kehidupan. Dalam masyarakat, kita banyak menemukan keluarga kecil sederhana yang rukun dan hampir tidak bermasalah. Kita menemukan pula orang kaya yang serba berkelimpahan, hidup dalam tekanan besar. Orang membutuhkan sikap positif untuk menerima kenyataan hidup.

Kesuksesan sesungguhnya adalah bisa berbagi dengan banyak orang serta mensyukuri rahmat dan karunia rahmat dan karunia yang dilimpahkan Tuhan. Semua agama mengajarkan kita untuk selalu bersyukur. Dunia bersifat sementara dan tidak ada yang kekal. Kita tidak tahu kapan akan dipanggil Sang Pencipta. Dengan bersyukur, kita bisa menjalani kehidupan lebih nikmat. Tuhan tidak menutup mata pada usaha dan kerja keras. Anda akan memperoleh banyak kelimpahan ketika karya Anda berkenan di hadapan-Nya.

Sumber : SUKSES, Edisi September - Oktober 2007

Siapapun Anda, Berhak Untuk Kaya

Kekayaan merupakan hasil dari buah pikiran, yang diiringi dengan kemauan kuat, disusul tindakan nyata untuk mewujudkannya. Bukan ketiban rezeki nomplok, mendapat warisan dan sebagainya. Cuma, di tengah lesunya perekonomian saat ini, masih adakah keinginan menjadi kaya ?

Judul di atas, pasti bakal ditanggapi nyinyir. Ataupun menudingnya sekadar jual kecap nomer satu, uto pia belaka, bombastis, tidak rasional dan seabrek suara-suara sumbang lainnya. Maklumlah, di tengah harga kebutuhan pokok yang merangkak naik – sebut saja minyak goreng curah dan susu, belum lagi kondisi perekonomian yang tetap paceklik, secuil pun tak pernah terlintas punya hasrat jadi orang kaya. Asalkan perut tidak keroncongan dan kebutuhan sehari-hari tercukupi, itu pun sudah disyukuri, Alhamdulillah. Jadi, bila meminjam istilah anak gaul sekarang, emang gue pikirin.

Lantas, bila masa paceklik tetap berlanjut - usianya saat ini 10 tahun bila dihitung dari krisis moneter sampai reformasi, apa dong solusinya? Pasrah dengan mengkambinghitamkan keadaan yang tidak kondusif? Atau tetap bertahan dengan pola mengencangkan ikat pinggang, alias hidup sehemat mungkin? Itu pun wajar-wajar saja. Bukan sesuatu yang keliru. Bahkan, cara ini, ditempuh oleh jutaan orang Indonesia. Lagipula, siapa pun orangnya bakal sepakat, yang namanya hidup itu pilihan. Tidak bisa dipaksa, tergantung setiap pribadi yang melakoninya. Di sisi lain, rumusan orang kaya itu, ternyata tidak senyelimet yang dibayangkan. Contohnya, seperti dikatakan oleh Robert T. Kiyosaki, kaya itu bila punya banyak aset ke­timbang liabilitas (kewajiban).
Nah, aset itu sendiri dibatasi segala sesuatu yang masuk kantong. Sedang liabilitas, segala sesuatu yang keluar dari kantong. Jadi, rumah, mobil, apartemen, sepanjang liabilitas, bukanlah aset. Konkritnya, bila sese­orang punya penghasilan Rp100 ribu per bulan, sementara pengeluarannya Rp50 ribu, otomatis orang tersebut sudah kaya.

Dari rumusan itu, agar hidup berkualitas – alias tidak melulu mengencangkan ikat pinggang, satu­-satunya cara ya tidak lain dengan me­nambah penghasilan. Cuma, pertanyaannya, ke mana menambah penghasilan? Itupun bukan pekerjaan mudah, mengingat pekerjaan formal saat ini tetap dihantui oleh Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), rasionalisasi dan sebagainya. Sedang membuka usaha, terbentur urusan modal yang jumlahnya tidak sedikit. Belum lagi risikonya, yang bukan mustahil me­ludeskan seluruh harta.

Temyata, modal menjadi kendala utama dalam membuka usaha, bukan­lah alasan utama. Sebab, hidup me­ngaj arkan, ada di antara mereka yang tidak punya modal, bisa mengem­bangkan usaha yang membuat dirinya menjadi multijutawan. Mau tahu? Lihatlah juragan minyak asal Rusia yang keturunan Yahudi, Roman Abramovich. la merupakan orang ter­kaya di Rusia versi Majalah Forbes, Maret lalu. Kekayaannya mencapai 13,3 miliar dolar, net worth. Sedang Majalah Time, mentahbiskan sebagai salah satu dari 100 orang pa­ling berpengaruh di dunia.
Padahal, lelaki kelahiran 24 Qktober 1966, di Saratov, dekat su­ngai Volga (Rusia Selatan), sejak usia 4 tahun sudah menjadi yatim piatu. la ditinggal ibunya saat berusia 18 bulan. Ayahnya tewas dalam kecelakaan kerja ketika usianya 4 tahun. Sejak itu, ia diasuh oleh pamannya dari pihak ayah, dibesarkan sang kakek bersama keluarga Yahudi di Komi, sebelah barat laut Rusia. Masa kecilnya dilalui dengan kerja keras, seperti mengumpulkan sampah kantung plastik, lalu menjualnya ke bos pemulung untuk membeli sepo­tong roti.

Sayangnya, tak banyak tulisan yang mengungkap sisi kehidupannya, termasuk petualangannya dalam bisnis. Abramovich dikenal sebagai jutawan pasca tumbangnya Uni So­viet, yang menjelma menjadi Rusia. la disebut-sebut sebagai Young Mil­lionaires yang menikmati hembusan angin Glasnost dan Perestroika ala Mikhail Gorbachev, khususnya setelah Boris Yeltsin menjadi penguasa Rusia. Santer juga disebutkan, bos klub sepak bola Chelsea ini, banyak belajar bisnis dari mentornya, pemilik perusahaan minyak terkemuka Rusia, Sibneft, Boris Berezovsky. Sibneft saat ini kepemilikannya dikuasai oleh Abramovich.

Hak Semua Orang
Dari kisah Roman Abramovich itu, menunjukkan uang bukanlah faktor dominan seseorang menjadi jutawan. Sebab, di luar uang, seperti dikatakan oleh Jim Rohn, seorang entrepreneur dan konsultan bisnis asal Amerika Serikat, menyebut ada sembilan hal yang lebih penting me­lebihi dari uang, yang menggerakkan seseorang berani merubah hidupnya. Kesembilan itu meliputi waktu, ke­cemasan, keteguhan, keberanian, ambisi, percaya, kreativitas, hati dan jiwa, serta terakhir kepribadian (lihat Bisnis Plus edisi 14).
Bahkan, ke-miliader-an Abramo­vich itu membuktikan menjadi kaya adalah hak semua orang. Bukan milik segelintir orang, yang diidentikan oleh garis keturunan, tingkat pendidikan, modal yang besar, mendapat rezeki nomplok, warisan maupun undian berhadiah. Alasannya, Ilahi – Sang Pencipta dan pemilik semesta alam ini – tak pernah diskriminatif terhadap ciptaan-Nya. Dia melengkapi setiap bayi yang lahir dengan organ yang sama: otak, mata, tangan, jantung dan sebagainya. Yang berbeda, hanya dalam implementasinya: apakah orang itu optimal menggunakan karunia yang diberikan oleh Ilahi?

Lagipula, meminjam bahasa motivasi, kekayaan merupakan hasil dari buah pikiran, yang diiringi dengan kemauan kuat, disusul tindakan nyata untuk mewujudkannya. Bila masih tidak percaya, lagi-lagi kehidupan banyak memberikan contoh, seperti kisah Kolonel Sanders. Atribut jutawan disandangnya, bukan dalam usia muda. Melainkan saat sepuh (60­an), setelah usaha restorannya digusur pembangunan jalan raya antar negara bagian, Chicago – Florida. la menerima cek jaminan sosial sebesar 104 dolar, 1956.,
Ternyata, uang itu bukan mem­buatnya betah di rumah. la ingin re­nyah ayam gorengnya dinikmati banyak orang. Makanya, selama dua tahun, lelaki kelahiran Corbin, kota kecil di Chicago, 9 September 1880, berkelana menawarkan resep ayam gorengnya ke ribuan restoran di penjuru Amerika Serikat. Selama dua tahun itu pula, ia hidup dengan penolakan, cemoohan dan pelecehan. Toh itu tidak membuatnya jerah. la tidak putus asa; terus menawarkan ayam gorengnya. Dan hasilnya tidak sia-sia. Sejarah mencatat; saat kakinya menginjak di restoran ke 1009, resep ayam gorengnya diterima dengan konsep waralaba. Sampai sekarang, racikan ayam gorengnya sebagai Kentucky Fried Chicken (KFC).

Pertanyaannya, kenapa Kolonel Sander berhasil? Itu tak lain, selain keinginannya yang kuat, meminjam istilah Wallace D. Wattles, seperti ditulis dalam bukunya ber­judul The Science of Get­ting Rich (Ilmu Menjadi Kaya), sebuah karya klasik yang diterbitkan 1910, ka­rena dia bertindak di jalan yang tepat: tidak mau me­nyerah, tetap bertahan dan terus menawarkan resep a­yam gorengnya. Maklum­lah, di mata Wallace, men­jadi kaya hanya soal bagai­mana seseorang mau bela­jar mengerjakan sesuatu (bertindak) di jalan yang tepat.

Contohnya, ada dua orang yang mengelola res­toran di lokasi yang sama. Namun, setelah berusaha keras, seseorang tidak ber­hasil, alias tidak menjadi kaya. Sedang pesaingnya berhasil. Usaha restoran­nya maju pesat. Pastilah o­rang yang tidak berhasil itu, bukan lantaran lokasinya yang sama, tapi karena or­ang itu tidak mengerjakan segala sesuatunya seperti dijalankan oleh pesaingnya.
Begitupun keinginan yang kuat, tanpa tindakan yang tepat, hasilnya pun bakal sia-sia. Di sini ada ce­rita soal penambang emas di Colorado, Amerika Se­rikat, yang terus melaku­kan penggalian, mengikuti “urat emas” pada tanah ter­sebut. Namun, di sebuah tempat, tiba-tiba saja “urat emas” itu menghilang. Me­reka terus berusaha meng­gali menemukan “urat emas” tadi. Namun, semua upaya yang dilakukan sia­sia. “Urat emas” itu benar­benar tidak dapat ditemu­kan. Mereka akhirnya me­nyerah, menjual mesinnya pada tukang loak.
Ternyata, tukang loak itu bertindak dengan tepat. Dia tidak langsung menggali tanah, melainkan memang­gil insinyur pertambangan untuk meninjau lokasi penggalian dan membuat sedikit perhitungan. Akhir­nya, setelah seksama mem­perhatikan, insinyur itu memberitahukan bahwa kegagalan “proyek” itu ka­rena pemiliknya tidak me­ngetahui “jalur patahan”, Perhitungannya “urat e­mas” akan ditemukan ha­nya sejauh tiga langkah dari penggalian terakhir. Dan nyatanya, di situlak emas ditemukan, yang membuat si tukang loak itu berubah menjadi miliarder.

Penelitian Thomas J. Stanley, tentang :,aru bagai­mana menjadi kaya, mem­buktikan siapa pun Anda – tanpa mengenal latar bela­kang status sosial, berhak menjadi kaya, asalkan mempunyai hasrat dan keinginan membara, dan bertindak berdasarkan fantasinya.
Lihat saja peneli­tiannya selama 12 tahun tentang jutawan di Amerika Serikat, berasal dari pel­bagai lapisan sosial. Dari mulai kalangan terendah sampai tertinggi, latar pendidikan yang buruk sampai baik, dan beberapa di antaranya punya kelema­han fisik.
Satu-satunya per­samaan mereka: memiliki impian meraih sukses (kaya). Mereka itu, dinilai­nya merupakan orang biasa, yang berusaha mendapat­kan hasil luar biasa. Thomas dan rekan­nya, William D. Dangko, seperti ditulis dalam buku mereka, The Millionaire Next Door, menyimpulkan keliru bila kekayaan itu bisa dihasilkan karena keberun­tungan, warisan, pendidi­kan yang tinggi, atau kecer­dasan yang memungkinkan seseorang bisa mengum­pulkan kekayaan. Sebetul­nya, kekayaan adalah hasil kerja keras, keuletan, pe­rencanaan, dan yang paling utama adalah disiplin diri. Nah persoalannya, masih adakah hasrat dan keinginan menjadi orang kaya di tengah ekonomi yang tetap paceklik saat ini? Lagi-lagi nurainilah yang menjawabnya.

Siapkah Anda di MLM?!?

Semua yang namanya bisnis perlu waktu untuk sampai ke tahap kesuksesan. Berapa waktu yang lumrah hingga kita menentukan bahwa kita telah gagal? Apakah tiga bulan, enam bulan, satu tahun atau bahkan tiga tahun?

Tak ada patokan pasti, berapa waktu yang mesti kita siapkan dalam meniti bisnis. Bagi yang beragama islam, mungkin satu tahun dimana saat lebaran tiba, maka berharap kehidupan di tahun berikutnya akan lebih baik.

Belajar, apapun bentuknya, perlu waktu. Belajar secara fisik kadang butuh waktu lebih lama dibandingkan belajar secara mental. Awalnya, mungkin sedikit sulit mempersiapkan diri untuk mulai berbisnis. Ketika kita sudah menentukan, butuh waktu lebih lama lagi untuk belajar menekuni bisnis itu sendiri.

Memulai suatu bisnis, kita harus memastikan bahwa tujuan kita adalah untuk menjadi seorang pelaku bisnis. Perolehan uang banyak dalam waktu singkat tak bisa dijadikan tujuan awal saat memulai bisnis, mengapa?

Sebut saja Gebi, karyawati yang berhenti bekerja kantoran dan mulai mencoba macam-macam bisnis. Ia ingin sekali menjadi seorang pemilik bisnis, ia tak mau selamanya menjadi karyawan yang tergantung sepenuhnya pada perusahaan tempat ia bekerja. Gebi ingin dapat memiliki uang banyak sekaligus waktu luang untuk menikmati uang tersebut.
Baru setelah tiga bulan mencoba menjalankan bisnis, Gebi tidak memperoleh pendapatan seperti yang diinginkannya. Ia pun mulai mencari lowongan kerja kantoran lagi.

Apa yang salah dari cerita di atas? Yaitu karena Gebi berpatokan pada uang yang di dapat. Tapi ia tak memperoleh uang yang diharapkan dalam rentang waktu tiga bulan, lalu merasa bahwa ia telah gagal berbisnis. Sikap itu tak bisa disamakan dengan mereka yang mempunyai alas an kuat untuk menjadi pelaku bisnis.

Jika seseorang sudah menentukan untuk tak mau selamanya menjadi karyawan dan mengerti bahwa itu berarti ia harus memulai suatu bisnis sendiri, uang yang ia hasilkan dalam waktu tiga bulan pertama tersebut tak akan mempengaruhinya untuk lalu memutuskan kembali bekerja kantoran.
Jika keinginan untuk menjadi pelaku bisnis lebih kuat dari sekedar mencari uang cepat, maka ia akan tetap bertahan demi membawa bisnisnya kearah kesuksesan.

Seiring bertambahnya usia, maka makin sulit kita melupakan hal-hal yang telah kita pelajari sekian lama, itulah sebabnya Gebi lebih memilih untuk kembali bekerja kantoran. Karena ia sudah terbiasa merasakan terjaminnya hidup dengan bekerja kantoran, dan kenyamanan hidup yang diakibatkannya. Sementara ia baru memiliki tiga bulan pengalaman dalam berbisnis. Itulah salah satu alasan kenapa banyak orang akhirnya kembali ke dunia kantor.

Lalu apakah mempunyai bisnis perlu modal mahal, karena kita tetap harus punya uang untuk kehidupan sehari-hari? Benar, bagaimanapun ada harga yang mesti dibayar selain dalam bentuk materi, seperti waktu dan mental yang kuat. Apa artinya pengorbanan untuk hidup di bawah garis standart pada beberapa tahun pertama, bila akhirnya kita mampu mencapai kesuksesan sejauh pendapatan yang tak terhingga dan waktu luang yang tak terbatas?

Beruntunglah mereka yang saat ini masih menjadi pekerja kantoran, namun terbuka pikirannya untuk memulai suatu bisnis. Mereka bisa mengandalkan uang gaji bulanan untuk kebutuhan sehari-hari, sambil menggeluti bisnis sampingan. Bisnis sampingan lazim memerlukan pengorbanan waktu. Contohnya saat pulang kerja, masih harus menjalankan bisnis lagi. Melelahkan memang, tapi bukankah hasilnya sebanding dengan jerih payah?

Tetap bekerja kantoran sambil mulai merintis bisnis adalah cara terbaik, hanya bila si pelaku sadar benar bahwa tujuan utama adalah untuk membesarkan bisnisnya. Sehingga apapun yang terjadi, ia tak akan meningggalkan bisnis lalu pasrah untuk terus menjadi karyawan seumur hidupnya.
Dalam prosesnya, Anda perlu melupakan kenyamanan dan keterjaminan kerja kantoran. Sehingga pikiran Anda kian terbuka lebar untuk menerima masuknya diri ke dunia bisnis. Hingga tiba masanya, setelah proses yang demikian panjang, Anda akan mendapatkan diri Anda telah berada pada posisi seseorang yang berjiwa wirausaha.

Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa dalam proses mencari jiwa wirausaha, akan terjadi banyak kerugian dan kesalahan. Tapi lagi-lagi, kerugian bukanlah akhir segalanya. Kesalahan adalah proses dari pembelajaran. Anda belajar dari kerugian, dari kesalahan yang dibuat. Itu juga berarti bahwa Anda tak akan belajar jika tidak pernah merugi atau membuat kesalahan.

Kegagalan benar-benar bisa disebut kegagalan ketika Anda berniat untuk berhenti setelah menghadapi kerugian, atau telah melakukan kesalahan tapi tidak memperbaikinya. Orang yang berhenti setelah melakukan kesalahan pertama berarti gagal untuk belajar.
Gambaran di atas merupakan salah satu alasan utama mengapa pelaku bisnis Multi Level Marketing gagal berbisnis. Mereka lebih menginginkan untuk memiliki uang banyak dalam waktu cepat daripada menginginkan dirinya menjadi seorang pelaku bisnis.

Bisnis MLM merupakan satu jenis bisnis yang memberikan berbagai kemudahan. Modal yang relatif kecil, sistem yang sudah terbentuk, dan bisa dijalankan paruh waktu. Tanpa komitmen, tanpa tujuan yang benar, berarti Anda tidak memberi kesempatan pada diri sendiri untuk menemukan jiwa wirausaha. Siapkah Anda berkomitmen menekuni bisnis MLM untuk membawa diri menjadi seorang pelaku bisnis?
Sumber: LEADER Edisi 6/20 Agustus-20 September 2007