Minggu, 25 Januari 2009

6 LANGKAH MENGGAPAI PROSPEK

Mau sukses di bisnis MLM? Satu-satunya cara adalah membangun jaringan yang besar. Sebab dengan membangun jaringan akan terbentuk omset jaringan. Kian besar jaringan, kian besar pula penghasilannya.

Hanya saja perlu kerja keras, kesabaran, ketekunan dan kegigihan yang luar biasa dalam membesarkan jaringan. MLM bukan tempat yang cocok bagi mereka yang ingin cepat kaya tanpa kerja keras dan kerja cerdas. Minimal berdasarkan pengalaman empiris para leader yang berhasil, mereka mencapai sukses perlu waktu satu sampai tiga tahun.
Anda boleh saja bilang itu terlalu lama. Tapi ingat dengan bekerja keras dalam waktu satu sampai tiga tahun, penghasilan yang Anda terima akan menyamai penghasilan mereka yang sudah bekerja sampai 20 tahun di bisnis konvensional. Bisa saja setelah itu Anda memutuskan pensiun muda karena telah mencapai taraf kebebasan finansial. Selagi memutuskan pensiun, penghasilan Anda terus mengalir karena Anda telah punya ‘mesin uang’ yang bekerja untuk Anda.

Namun sekali lagi diperlukan kerja keras, kesabaran, ketekunan dan kegigihan yang luar biasa untuk mencapai impian hidup Anda. Nah untuk mengembangkan jaringan sebaiknya Anda mendengarkan perkataan Peter Pearson, Ph.D, seorang motivator yang telah 20 tahun berkecimpung di industri MLM. Ia menyarankan agar para praktisi bisnis MLM melakukan pendekatan terhadap prospek. Ada enam langkah yang disarankannya.

Langkah Pertama:
Pendekatan. Di sini, saran Peter, perlu sikap antusias dan keterbukaan yang benar-benar asli. “Juga dibuat-buat. Pendekatan mencerminkan kepribadian Anda. Jika Anda merasa belum punya cara yang tepat, Anda harus mempersenjatai diri dengan menambah pengetahuan, mengikuti pelatihan dan melakukan simulasi-simulasi,” jelas Peter.

Langkah Kedua:
Mengkualifikasikan prospek. Caranya dengan menanyakan cita-cita dan tujuan hidup mereka. Kalau jawabannya adalah saya tidak ingin menjadi miskin, saya tidak ingin terus-menerus bekerja sepanjang hidup, saya tidak ingin punya pekerjaan yang saya sukai, saya ingin memberikan sesuatu yang berharga untuk orang yang saya cintai, maka Anda telah menemukan calon prospek yang berkualitas.
Kemungkinan lain, kata Peter, Anda akan menemui orang yang menjawab bahwa saya ingin kaya, terpenuhi segala keinginan dan sukses. Peter menyarankan untuk mencermati orang yang bertipe menjawab seperti ini. Mereka bukanlah orang yang punya cita-cita, tetapi sekedar mempunyai “daftar harapan”.

Mereka yang mengorganisir hidupnya melalui ‘daftar harapan’ cenderung punya kesulitan dalam mengejar cita-cita dan tujuan hidupnya. Hidup mereka secara emosional hanya dibatasi oleh angan-angan belaka. Mereka selalu ingin berada di zona kenyamanan dan tidak mau mengambil resiko dalam membangun keinginannya.

Orang yang hanya mempunyai ‘daftar harapan’ nantinya akan menimbulkan ‘pekerjaan rumah’ bagi Anda, sebab mereka tidak bisa melakukan tindakan menuju sukses. Contoh konkretnya mereka akan sulit membuat daftar prospek, membuat jadwal pertemuan, atau menghadiri seminar dan pertemuan bisnis.
“Mereka cenderung tidak menghadiri pertemuan tanpa alasan signifikan dan keperluan yang lebih penting dan mendesak. Mereka seringkali hanya memohon maaf karena tidak bisa menghadiri pertemuan team di jaringan Anda,” kata Peter.

Orang dengan ‘daftar harapan’ akan menyita waktu dan tenaga Anda, karena Anda harus rajin-rajin memotivasi mereka. “Namun orang yang mempunyai ‘daftar harapan’ jauh lebih baik daripada mereka yang hanya memiliki respon negatif terhadap bisnis MLM,” ujar Peter.
Konsisten Berlatih

Langkah Ketiga:
Menunjukkan nilai. Tunjukkan bahwa produk perusahaan MLM Anda sanggup memecahkan masalah yang dihadapi prospek. Tunjukkanlah bahwa harga yang mereka bayar untuk produk yang mereka beli sangat sesuai dengan manfaat yang akan mereka peroleh dan saat inilah yang paling tepat bagi mereka untuk memiliki produk yang Anda tawarkan.

Langkah Keempat:
Mengatasi komplain yang muncul. Peter menyatakan ini adalah bagian alamiah dari sebuah proses transaksi jual-beli. Jika tidak ada komplain, maka jarang ada pemesanan barang lagi. Peter menyarankan untuk mengenali masing-masing komplain. “Kuncinya adalah kemampuan Anda untuk merespons semua komplain yang datang dengan cara yang ramah, memiliki kesabaran dan penuh percaya diri,” tukas peter.

Langkah Kelima:
Menanyakan order. Ini merupakan teknik yang harus benar-benar dikuasai oleh setiap salespeople. Umumnya pelatihan program penjualan mengajarkan pada Anda untuk segera melakukan closing penjualan. Tetapi Peter menyarankan untuk melakukan hal ini secara alamiah dan wajar pada saat melakukan presentasi, artinya proses penjualan tidak dilakukan dengan memaksa dan terlalu melebihkam khasiat produk yang Anda tawarkan.

Langkah Keenam:
Melakukan follow up. Jika prospek tidak merespon secara jelas apa yang Anda presentasikan, ada dua pertanyaan yang muncul, apakah Anda harus melakukan follow up atau sekedar menunggu respons mereka selamjutnya? Peter menyarankan sebaiknya Anda memilih aktif melakukan follow up, sampai Anda mendapatkan respons yang jelas dari prospek.

Memamg kata Peter sangat sedikit orang yang mampu menjalani semua tahapan ini. Namun melalui latihan yang berkesinambungan, Anda pasti dapat melakukannya, sebab skill ini dibutuhkan untuk menumbuhkembangkan bisnis MLM Anda. “Yang paling penting dilatih adalah kemampuan emosional yang matang untuk menyelesaikan setiap tahap ini dengan rasa percaya diri yang kuat”.
Mengajak orang lain untuk bergabung di bisnis MLM merupakan syarat mutlak untuk mengembangkan bisnis MLM Anda.

Barangkali Anda mau meniru semangat Lisa M. Wilber, distributor Avon di Amerika Serikat. Wanita ini berhasil membukukan penjualan 7,5 juta dolar AS perbulan, seperti tertulis dalam situs mlm women. Lisa telah menggeluti bisnis MLM sejak tahun 1981. apa yang dilakukan Lisa?

Lisa mengubah kendaraannya menjadi sebuah papan buletin berjalan. Ia membuat poster yang menarik di jendela mobilnya. Setiap bulan ia selalu berupaya mengganti temanya. Ia menggunakan tanda berwarna, papan poster, cat mengkilap yang menarik perhatian. Lisa juga seringkali melakukan meletakkan informasi tentang perusahaan di kaca mobil orang lain yang sedang diparkir. Tercantumnya nama perusahaan, gambar tau produk, nomor telepon akan membangkitkan rasa keingintahuan masyarakat terhadap produk dan perusahaan MLM Anda.

Lisa juga mencantumkan nama perusahaannya pada bajunya. Dengan demikian ia membuat perusahaannya dikenal oleh lebih banyak orang. Lisa mempunyai jaket merah yang mencantum seluruh pin penghargaan. Jaket merah itu senantiasa digunakannya. Kalau Anda tidak seberani Lisa dalam melakukan hal itu, Anda bisa menggunakan pin atau merchandise yang disediakan perusahaan seperti topi dan tas yang bertuliskan nama perusahaan.

Selain itu Lisa selalu mengisi kantongnya dengan karu nama bisnis untuk diberikan kepada lawan bicaranya dan meminta kartu nama dari orang yang diajaknya berbicara. Dengan demikian ia selalu mempunyai daftar nama prospek baru yang akan di follow up.

Ketika ia belanja ke mal, tempat pertama yang dikunjunginya adalah toilet wanita. Di situ ia meninggalkan katalog yang berisi informasi tentang perusahaan, produk dan nomor telponnya. Demi menghemat biaya ia juga menggunakan katalog bekas yang juga dilengkapinya dengan tulisan : Hubungi saya, harga dan produk tersedia. Dengan cara ini orang dapat mengenal namanya alamat, nomor telepon serta perhatian terhadap produk.

Antusiasme Lisa juga dilakukan saat ia mau makan di restoran. Lisa punya kartu nama bisnis istimewa yang bertuliskan “Service Anda istimewa. Jika Anda mencari pekerjaan, Lisa Wilber, Avon Recruiting Specialist”.

Sumber : SUCCESS, Nomor 8/September 2007

6 LANGKAH KECIL

Peter Pearson PH.D. ‘Ahli Network Marketing’ akan berbagi tentang bagaimana mengubah tujuan jangka panjang ke segmen yang lebih kecil. Artinya, agar bisa fokus mengimprovisasikan langkah-langkah kecil yang membimbing menuju prestasi terbaik.

Menurut Peter, itu merupakan tindakan network marketer sejati ketika memprospek. Walaupun ada beberapa kesamaan logis dalam mendekati prospek, namun jika Anda memperhatikan dan melatih ke-6 langkah berikut, maka prestasi terbaik yang akan diperoleh:

1. Pendekatan
Inilah dimana segalanya bermuara, dan bagi mayoritas network marketer, menjadi langkah awal yang mantap. Dan selalu, suka atau tidak, itu merupakan suatu tantangan psikologis. Anda butuh sikap antusias dan keterbukaan yang asli. Sebagian besar pria lajang menginginkan kesempurnaan, lebih cocok memujudkan tindakan tersebut. Kenapa? Karena mereka selalu mengira bahwa itulah suatu garis yang membuat mereka merasa puas. Bersiap sedialah dengan kesempatan emas saat berkomunikasi dengan prospek.
Tentunya, setiap perusahaan MLM menyajikan tips-tips bagaimana distributor menyampaikan suatu dialog kepada prospek. Dan bagian terpenting dari pendekatan itu adalah sikap Anda sendiri. Jika tidak memiliki cara jitu mendekati prospek dan kurang percaya diri, sepertinya Anda hanya bertarung memakai pedang kayu.

2. Penempatan Yang Sesuai
Apakah prospek temuan Anda berkualitas untuk menjadi distributor? Beberapa sikap distributor perlu diperhatikan, untuk mengenali apakah mereka memiliki syarat berpotensi menjadi distributor, atau sebaliknya, akan menjadi bumerang di jaringan.
Mengkualifikasi prospek apakah ia cocok atau tidak, maka menanyakan tentang cita-cita dan tujan hidup mereka amatlah penting. Perhatikan prospek yang merespon dengan jawaban negatif. Alihkan pembicaraan jika mereka masih bingung mengenai cita-cita dan tujuan hidup. Respon ‘negatif’ yaitu seperti, “Aku tak ingin menjadi miskin, aku tak ingin terus-menerus berjuang mati-matian sepanjang hidup, aku tak ingin mempunyai pekerjaan yang aku benci. Jika mendapat respon seperti, “Aku ingin menjadi kaya, bahagia, terpenuhi segala keinginan, dan sukses, “ketahuilah, itu bukan cita-cita, melainkan daftar harapan-harapan saja. Prospek seperti tersebut hanya terlalu bersemangat pada awalnya.

Prospek yang mengatur kehidupan melalui respon negatif dan daftar harapan, akan kesulitan mengejar cita-cita dan tujuan. Kehidupan mereka secara emosional dibatasi angan-angan, melindungi diri dengan cara tidak mengambil resiko menciptakan cita-cita. Meski masalah ini bisa dipecahkan, mustahil dilakukan oleh sponsor, melainkan oleh prospek itu sendiri.
Mereka yang hanya memiliki daftar harapan, tak akan bertindak meraih sukses. Hasilnya, mereka bisa membuat jadwal pertemuan-pertemuan yang tak beraturan, atau mendekati prospek yang tidak mereka kenal. Kemudian, hanya akan memohon maaf karena tak mampu menjadi bagian dari tim, sehingga menyita waktu dan tenaga Anda. Seringkali mereka bertindak pasif, mengambil mereka sebagai jaringan downline menjadi penyebab runtuhnya ‘kerajaan bisnis’ Anda.

3. Mempertunjukkan Nilai
Apakah produk Anda sesuai kebutuhan prospek, baik dari segi harga, waktu, bahkan masalah yang sedang dialami? Pertanyaan ini salah satu cara mendeteksi pasar, memahami produk lalu mengikatnya pada pasar. Tunjukkan betapa produk Anda merupakan solusi terhadap masalah yang mungkkin dialami prospek. Selanjutnya mintalah bantuan seorang upline menyelesaikan transaksi jual beli.

4. Mengatasi Komplain
Ini bagian alamiah dari proses transaksi jual-beli. Jika tak ada komplain, maka tak akan ada pemesanan barang. Siapa pun, tentu perlu menyeleksi jual beli. Namun, sepertinya mustahil terdapat 10 jenis komplain pada produk Anda, pasti kurang dari jumlah tersebut. Ketahuilah ragam komplain dan raih respon positif dari setiap komplain. Mampukah Anda merespon komplain dengan ramah, percaya diri dan secara spontanitas?

5. Menanyakan Order
Ini merupakan teknik yang mutlak dikuasai. Mayoritas trainer program penjualan mengajarkan, Anda harus mengkualifikasi dan sanggup ‘menutup’ penjualan kapanpun. Lakukan secara alamiah khususnya saat presentasi.
Bagi pemula di bisnis MLM, menawarkan produk sama seperti menanyakan, ‘apakah Anda menyukai saya?’ demi menghindari respon negatif, mereka lalu cenderung tidak bertanya dan hanya berharap waktu yang tepat tiba.

6. Follow-up
Jika respon prospek tidak jelas, apakah Anda akan memfollow-up atau sekedar menunggu jawaban? Follow-up berarti melontarkan pertanyaan, langkah ini terselesaikan beriringan dengan sifat antusias.

Ke-6 langkah diatas merupakan skill yang mesti dimiliki untuk menumbuh-kembangkan bisnis. Apa yang perlu dilatih berikutnya? Yaitu kemampuan emosional menyelesaikan setiap tahap dengan percaya diri.

Sumber : LEADER, Edisi 6/20 Agustus-20 September 2007

Sabtu, 24 Januari 2009

UPLINE TAHAN BANTING

Menjadi seorang Upline yang tangguh, Handal dan berprestasi di MLM perlu menjalani beberapa tips-tips tertentu. Tips yang bisa menunjang diri untuk terus berkembang dan selalu antusias dalam menjalani bisnis, sehingga diharapkan setiap jaringan maju pantang muindur dan tidak cepat patah arang. Rintangan dan tantangan sebagai seorang upline cukup banyak dan tidak cukup sukar untuk dilalui, maka ketabahan dan kelapangan hati menerima segala tantangan yang ada adalah hal utama menuju kesuksesan.

1. Menjadi Konsumen Setia
Distributor MLM tak hanya wajib menjual, tapi juga harus menggunakan produk dar MLM yang dijalani, sehingga khasiat dan kegunaan dari produk tersebut benar-benar dirasakan sendiri. Hal itu perlu karena Anda bisa dengan nyaman menjalani bisnis MLM, dan yang terpenting saat menawarkan kepada konsumen atau prospek, bisa dengan mudah dan percaya diri menjelaskannya secara efektif, bayangkan, betapa malunya jika calon prospek bertanya, “Bagaimana dengan Anda, apakah juga menggunakan produk yang Anda tawarkan ini?” dan jawaban Anda “Belum”. Yakin sekali, mereka tak akan tertarik, karena Anda tidak mempresentasikan diri dengan baik.
2. Terus Belajar
Leader MLM yang sukses menuai passive income karena banyak belajar. Banyak cara dilakukan, salah satu yang mudah adalah dengan sering membaca buku-buku terkait pengembangan bisnis MLM. Misalnya membaca buku-buku karangan Robert T. Kiyosaki (Cashflow Quadrant, Rich Dad Poor Dad, Business School, Retire Yaung Retire Rich), serta masih banyak lagi.
3. Menyertakan Contoh
Jika Anda baru pertamakali atau belum lama menekuni sebuah bisnis MLM, maka teknik dengan menyertakan contoh upline yang sudah sukses merupakan suatu langkah yang harus diambil. Di sini, Anda menawarkan sebuah peluang bisnis MLM dengan cara memberikan contoh kepada calon prospek. Selain itu juga dengan memperkenalkan siapa saja upline atau leader di jaringan yang sudah sukses dan siap sedia membantu, memotivasi calon downline, serta memberikan penjelasan dan berbagi pengetahuan. Karena lumrah terjadi, kebanyakan calon prospek yang dipresentasikan selalu bertanya siapa saja yang sukses, berapa lama waktu yang ditempuhnya, bagaimana caranya, dan sebagainya. Jika Anda baru memulai, sudah pasti bukti belum begitu mendukung, maka jalan satu-satunya adalah menyertakan upline, mengajak prospek ke acara presentasi dan acara motivasi pengembangan bisnis.
4. Bergotong-Royong
Di bisnis MLM, mustahil meraih kesuksesan dengan jalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena sesuai namanya, multi level marketing erat kaitannya dengan bisnis secara kekeluargaan, sepaham dan sevisi. Jadi yang mesti dipelihara setiap anggota jaringan adalah berusaha membentuk teamwork yang solid dan mempunyai jadwal terencana.
Tak ketinggalan, menjalin komunikasi yang baik dengan upline, leader, dan dowline secara terus menerus. Hal ini penting sekali karena bisnis MLM bermain dengan waktu, informasi, serta kecepatan. Tanpa adanya komunikasi yang terorganisir, Anda akan terlambat memonitor informasi terbaru, terlambat bergerak dan terlambat untuk melakukan percepatan bisnis. Lalu apa akibatnya jika menjalankan bisnis MLM tanpa gotong-royong? Pasti Anda akan kembali ke selera asal, jiwa entrepreneurship kembali padam dan kembali seperti semula.
5. Efektitas Media Penunjang
Dalam menjalankan bisnis MLM, siapapun disarankan untuk kreatif dan penuh inovasi. Yaitu memaksimalkan media penunjang dari perusahaan berupa brosur produk, kesaksian, brosur marketing plan atau kaset-kaset. Kemudian bagikan ke relasi, teman, serta siapa saja yang tertarik dengan peluang bisnis Anda dengan cara meminjamkan agar dipelajari. Jika jarak Anda jauh dengan mereka, lewat sarana email mungkin bisa menjawab semua itu. Sudah banyak penyedia layanan email yang bisa digunakan, bisnis Anda pun seolah tak memiliki batasan jarak.
Lalu Anda pun bisa melakukan inovasi dan kreatif sendiri, yang terpenting adalah bagaimana agar bisnis yang ditawarkan terkesan menarik dan mempunyai prospek masa depan yang bagus. Acara presentasi, seminar-seminar, acara sharing, merupakan hal vital di bisnis MLM. Acara presentasi bisa diadakan bersama rekan-rekan satu tim. Dengan begitu Anda dan jaringan semakin mempunyai peluang besar untuk penetrasi jaringan.
6. Visi ke Depan
Ingat dan selalu dicamkan bahwa tidak ada kata gagal, yang ada hanya kesuksesan yang tertunda. Selalu melihat orang lain yang sukses di MLM, dan selalu tanamkan di dalam hati pertanyaan, “Kalau mereka bisa Kenapa saya tidak?” Dengar dan tampung segala cita-cita downline, sesuaikan dengan impian Anda, satukan dalam langkah dan bergerak maju seperti leader-leader MLM lainnya. Jangan melihat ke belakang, lupakan masa sulit, terus maju dan selalu menyenangi setiap langkah yang ditempuh bersama jaringan. Di bisnis apapun, akan berhasil.
Jika senantiasa disertakan perasaan “senang” ketika menawarkan ke orang lain. Semua kendala yang Anda hadapi adalah sebuah proses dari keberhasilan yang akan diraih. Jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya mereka bukan menolak dengan apa yang Anda tawarkan, mereka hanya belum membuka diri penuh untuk Anda. Maka dari itu, buka impian mereka, coba samakan visi dan persepsi, baru kemudian jelaskjan bisnis MLM Anda.
7. Duplikasi
Di bisnis MLM, langkah terakhir ini sangat penting untuk percepatan jaringan bisnis. Tanpa adanya semangat dupliksi jaringan, bisnis MLM akan berjalan lambat, jadi bagaimana agar bisnis MLM mengalami percepatan yang baik? Lakukan langkah demi langkah diatas dengan benar, dan pahami karakter downline. Anda harus pintar memadukan karakter Anda dan jaringan layaknya seorang koki membuat masakan. Jika terdapat member yang hanya senang menjadi konsumen, perlakukan sebaik-baiknya. Jika downline Anda bisa menyelesaikan langkah menjadi konsumen setia, terus belajar, menyertakan contoh, sudah sepantasnya Anda memahami dan bisa membantu mereka untuk mencoba bergotong-royong dan seterusnya.

Sumber: LEADER Edisi 6/20 Agustus-20 September 2007